Ganyang Malaysia!!!… Perang dengan Malaysia! Itulah seruan
banyak rakyat Indonesia kini ketika Malaysia terus melecehkan Indonesia. Lalu,
jika pun terjadi perang, memang seperti apa perbandingan kekuatan militer
antara Indonesia dengan Malaysia sebenarnya, dari peta politik, strategi,
jumlah prajurit hingga peralatan perang (alustista)?
Berdasarkan data yang pelajari, salah satunya pada Buku
Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal hasil riset Connie Rahakundini Bakrie,
kekuatan militer Indonesia untuk ukuran Asia Pasifik memang masih kalah
dibanding Amerika Serikat dan Cina, namun untuk di Asia Tenggara, Indonesia dan
Singapura menjadi yang terbaik dari postur militer idealnya (dilihat dari
perbandingan kekuatan militer dengan jumlah penduduk dan luas wilayah). Jadi,
sebenarnya dari data statistik (jumlah prajurit dan alustista) Indonesia lebih
unggul di banding Malaysia.
Lebih lanjut, walaupun banyak dikatakan Alutista TNI dari
segi modernisasinya kurang baik dan cenderung sudah berumur tua, namun
dibandingkan dengan yang dimiliki Tentara Diraja Malaysia, Alustista TNI lebih
unggul.
Dengan alasan menjaga pertahanan nasional, saya tidak bisa
menampilkan angka dan detil jumlah Alustista TNI.
Jika pun memang terjadi perang Indonesia VS Malaysia, medan
darat adalah menjadi medan pertempuran utama, dan pada hitung-hitungan kekuatan
di darat, Indonesia memliki keunggulan tersendiri, terutama dari kekuatan TNI
AD-nya dan pasukan khusus bernama Kopasus yang sudah terkenal dan disegani oleh
negara lain. Bahkan, sumlah negara di ASEAN berguru ke Indonesia dalam
pelatihan prajuritnya.
Berdasarkan kajian dan pandangan saya pribadi, perang
militer haruslah dihindari dalam arti tidak menjadi pilihan utama dalam
menyelesaikan konflik yang terjadi sekarang. Karena tentunya akan menimbulkan
effek yang lebih luas baik bagi Indonesia maupun Malaysia. Karena perang ini
tidak hanya akan melibatkan kedua negara, tapi juga akan membawa negara
lainnya. Terutama di pihak Malaysia, seperti pada perang Indonesia-Malaysia
pada 1962-1966 (era Presiden Soekarno), Inggris dan Australia membantu
Malaysia.
Seperti halnya pada 1962-1966, kondisi yang sama terjadi
sekarang, dimana Malaysia kembali memancing agar Indonesia kembali menyerang.
Malaysia ingin agar Indonesia melanggar Resolusi PBB yang melarang adanya
penyerangan militer, kecuali jika diserang lebih dahulu.
Malaysia tampaknya memang segaja memancing agar Indonesia
menyerang lebih dulu, dengan begitu mereka akan mendapatkan bantuan dari negara
lainnya seperti Inggris, Australia dan negara sekutunya yang lain. Sebagai
perbandingan, dulu Soekarno pun tidak langsung mengerahkan militer resmi, namun
terlebih dahulu menggunakan pasukan tidak resmi. Sebagai catatan lainnya,
Malaysia juga kini sering berkonflik dengan negara Asia Tenggara lainnya
diantaranya Singapura, dan situasi ini yang sebenarnya bisa menjadi keunggulan
Indonesia jika bisa melakukan pendekatan dengan Singapura.
Walaupun tidak harus mengedepankan serangan miiter yang
resikonya tinggi, namun sikap tegas dari Pemerintah Indonesia tetap sangat
dibutuhkan untuk menghadapi pelecehan demi pelecehan yang dilakukan Malaysia,
dan seperti yang pernah saya bahas sebelumnya pada artikel Indonesia ‘Must
Attack’ Malaysia , Indonesia memang harus mengambill sikap yang tegas dan
menunjukan kewibawaanya sebagai bangsa yang besar.
Selain diplomasi yang bersifat offensif, langkah yang bisa
dilakukan Indonesia adalah dengan menarik TKI yang ada di Malaysia yang berarti
sedikit banyaknya akan ikut melumpuhkan sektor ekonomi Malaysia karena akan
mengganggu produksi pabrik/industri di Malaysia. Selain itu, cara yang lebih
ekstrem adalah dengan memutuskan hubungan diplomatik termasuk perdagangan,
kerjasama pendidikan, penerbangan, dsb.
1 komentar
Posting Komentar